Senin, 06 Mei 2013

PENTINGNYA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu salah satunya didukung oleh pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolah merupakan suatu sistim yang komponen-komponen didalamnya terintegrasi dengan baik. Bimbingan dan konseling adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar dan perencanaan karier, melalui berbaga jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
 Secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada didalam undang-undang No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahanya,  sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya dibicarakan  secara khusus dalam PP No. 28/1999 tentang pendidikan dasar bab X pada pasal 25 ayat I.
Pentingnya BK disekolah dasar ini pun didasari atas banyaknya kasus kenakalan dan kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak sekolah dasar serta permasalahan-permasalahan yang menimpa mereka mengakibatkan terhambatnya perkembangan mereka, baik dalam akademis, pribadi maupun  hubungan sosial.
Guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan sosial dan pribadi anak. Tanggung jawab ini semakin menumbuhkan kebutuhan adanya bimbingan yang terorganisir di sekolah dasar.
1.2 Rumusan Masalah
·      Apa Pengertian Bimbingan dan Konseling?
·      Apa Tujuan Bimbingan dengan Konseling?
·      Mengapa Bimbingan dan Konseling Perlu Diadakan di Sekolah Dasar?
·      Apa saja Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan
·     Mengetahui konsep dasar bimbingan dan konseling.
·     Mengetahui tujuan dan fungsi dari bimbingan dan konseling.
·     Mengetahui bimbingan dan konseling yang ada di sekolah dasar.



BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan
          2.1.1 Arti Bimbingan Secara Umum
Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal.
Bimbingan itu dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik secara individual maupun secara kelompok tanpa memandang keadaan umur. Bimbingan hendaknya merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya sendiri (bakat, minat, kecakapan, dan kemampuannya) sehingga ia sanggup memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya.
Bimbingan itu bukanlah pemberian arah/tujuan yang telah ditentukan oleh si pembimbing, bukan suatu paksaan pandangan kepada seseorang, bukan pula suatu pengambilan keputusan yang diperuntukkan bagi seseorang. Akan tetapi, pembimbing membantu menetapkan suatu pilihan, tetapi tidak berarti bahwa pembimbing itu sendiri yang memilih, yang dibimbinglah yang harus menetapkan dan menentukan sikapnya.
Jadi pengertian bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya, dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

2.1.2 Arti Bimbingan Dalam Lingkup Sekolah
Bimbingan disini fokus sasarannya adalah peserta didik yang dididik dalam sekolah oleh guru, dengan harapan peserta didik sendiri dapat berkembang maksimal mencapai dewasa dan matang, sehingga dia lebih berdaya guna bagi diri dan lingkungan sekitarnya.
Konsep penting khusus bagi pengertian bimbingan dalam lingkungan sekolah adalah :
a.         Bimbingan merupakan suatu proses. Ini berarti bahwa bimbingan itu dilaksanakan dalam rentang waktu yang relatif panjang. Proses mengandung arti bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis dan metodis dalam sifatnya yang berencana, berprogram dan evaluatif.
b.        Bimbingan mengandung arti bantuan atau pelayanan. Ini berarti bahwa bimbingan itu tercipta atas kesukarelaan subyek bimbing yang diwujudkan dalam sifat dan perilaku yang tidak memaksakan kehendaknya untuk membimbing individu.
c.         Kelancaran pelaksanaan bimbingan dan pencapaian hasil bimbingan diperlukan adanya subyek pelaksana bimbingan yang kompeten.
d.        Bantuan diperuntukkan bagi semua individu, semua peserta didik yang berada dalam kondisi tertentu yang memerlukan bantuan.
e.         Bimbingan mempunyai tujuan. Pencapaian tujuan-tujuan bimbingan yang efektif akan memudahkan/menunjang pencapaian kesejahteraan mental dan kebahagiaan yang dimaksudkan.

2.2 Fungsi Bimbingan dalam Pendidikan
Bimbingan di sekolah berfungsi untuk :
1.        Memahami individu (understanding-individu)
Fungsi pokok dari bimbingan dan konseling adalah untuk menolong individu-individu yang mencari dan membutuhkan bantuan. Bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara keseluruhan.
2.    Preventif dan pengembangan individual
Preventif berusaha mencegah kemerosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui pemberian pengaruh-pengaruh yang positif. Sedangkan pengembangan individual adalah memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
3.    Membantu Individu untuk menyempurnakan cara-cara penyelesaiannya
Bimbingan dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan dan pengamalan untuk memecahkan masalahnya sendiri. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka membantu siswa untuk mengidentifikasi, memahami, menghadapi, dan memecahkan masalah-masalahnya.
4.    Mendekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat
Maksud bimbingan dan konseling di sekolah ialah untuk mengadakan pelayanan terhadap peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pelayanan tersebut meliputi :
·         Personal Guidance, yaitu bimbingan yang bertujuan agar peserta didik dapat menyesuaikan dengan perkembangan pribadi.
·         Educational Guidance, yaitu bimbingan terhadap peserta didik agar mencapai penyesuaian dan kemajuan pendidikan.
·         Vocational Guidance, yaitu bimbingan terhadap peserta didik agar ia mampu  memahami perkembangan pekerjaan.
·         Follow-up, sesudah keluar dari sekolah.
Itulah sebabnya, maka dalam rangka pelaksanaan bimbingan, diperlukan suatu hubungan saling mengerti dan saling membantu antar sekolah dengan orang tua peserta didik, lembaga-lembaga, organisasi masyarakat dan sebagainya.

2.3 Pengertian Konseling
Konseling adalah suatu proses yang berorientasikan belajar, yang dilaksanakan dalam suatu lingkungan sosial, antara dua orang individu yang disebut konselor dan klien, dimana  seorang konselor harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan pengetahuan psikologis. Konselor berusaha membantu klien sehingga ia dapat memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.

2.4 Hubungan Bimbingan dengan Konseling
Konseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual. Dalam prakteknya, bimbingan dan konseling saling menyangkut dan isi mengisi. Bimbingan menyangkut konseling, dan sebaliknya, tetapi bimbingan bukan bagian konseling sedangkan konseling sebagai bagian dari bimbingan.

2.5 Tujuan Bimbingan dan Konseling
Secara umum bahwa bimbingan dan konseling itu dilaksanakan dengan tujuan memberikan pertolongan kepada individu.
Agar dapat tercapai tujuan tersebut, maka setiap individu yang mendapatkan layanan bimbingan itu hendaknya memperoleh kesempatan sebagai berikut :
1.        Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidupnya yang didasarkan atas tujuan itu.
2.        Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
3.        Mengembangkan kemampuan dan kesanggupannya secara optimal.
4.        Mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana.
5.        Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.

2.6 Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prisip-prinsip bimbingan dan konseling secara garis besar dikelompokkan menjadi dua kelompok, prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus:

A.   Prinsip-prinsip Umum
1.        Dasar bimbingan dan konseling tidak dapat terlepas dari dasar pendidikan dan dasar negara, yaitu Pancasila.
2.        Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing.
3.        Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang bersangkutan mampu membantu dirinya sendiri daloam menghadapi kesulitannya.
4.        Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seseorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.
5.        Program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui hasil dan manfaat yang diperoleh.

B.    Prinsip-prinsip Khusus
1.        Program bimbingan harus berpusat kepada siswa.
2.        Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing.
3.        Pembimbing harus selalu menghormati dan menjaga kerahasiaannya informasi tentang individu yang dibimbingnya.
4.        Pembimbing hendaknya menggunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan tugasnya.
5.        Bimbingan harus dilaksanakan secara kontinu.

2.7 Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Menurut Prayitno ada beberapa asas yang harus diperhatikan:
1. Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada guru pembimbing.
2. Keterbukaan
Bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing dan guru pembimbing bersedia membantunya.

3. Kekinian
Masalah yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang. Hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa.
4. Kemandirian
Bimbingan dan konseling membantu agar siswa dapat mandiri atau tidak bergantung kepada pembimbing maupun orang lain.
5. Kedinamisan
Bimbingan dan konseling hendaknya membantu terjadinya perubahan yang lebih baik ke arah pembaharuan pada diri siswa.
6. Kenormatifan
Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
7. Keahlian
Bimbingan dan konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang profesional yang menuntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan tugas ini.
8. Alih tangan
Jika usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya di luar kewenangannya, maka penanganannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang berwenang.
9. Tut wuri handayani
Bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada siswa.
2.8 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin.
Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
A.   Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan. Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.
B.    Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
1.    Membantu anak didik memahami diri sendiri dan yang berkaitan dengan kebutuhan lingkungannya.
2.    Agar anak dapat membantu dirinya sendiri untuk mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial.
3.    Agar anak mampu melewati masa transisi, dari lingkungan keluarga di rumah ke lingkungan teman sebaya dan guru / sekolah.
4.    Membantu proses perubahan dari kanak – kanak sebagai makhluk individu yang menonjol keunikannya, menjadi makhluk sosial, dengan jalan optimasi perkembangan penyesuaian pribadi dan sosial yang memadai.
5.    Menguasai bahan ajaran tuntutan kurikuler.
6.    Memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi murid.
7.    Memahami anak usia sekolah dasar.
C.       Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
a. Fungsi penyaluran ( distributif )
Fungsi ini meliputi bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.

b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya.
c. Fungsi adaptasi ( adaptif )
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14)
D.   Pentingnya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi anak, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan, minat, dan kemampuannya yang harus berkembang. Pandangan ini menitikberatkan bimbingan yang bersifat preventif dan kesehatan mental serta pengembangan diri. Pelaksanaannya dilakukan sejak awal di sekolah dasar atau pengalaman awal anak dalam pendidikan.
1. Tindakan preventif di sekolah dasar
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:
a.    Kepribadian anak mudah terbentuk dan masih akan mengalami banyak perubahan dalam proses perkembangannya.
b.    Hubungan orang tua murid dengan sekolah masih sangat mudah dibentuk di sekolah dasar daripada di sekolah lanjutan.
c.    Anak masih mempunyai waktu terbuka untuk masa depannya, sehingga di sekolah dasar anak dapat belajar mengenali diri sendiri dan menemukan cara-cara pendekatan untuk menghadapi suatu persoalan dan cara memecahkannya di kemudian hari.

2. Kesiapan (readiness) di sekolah dasar
Hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat atau terlalu lambat. Konsep ini mengharuskan identifikasi perkembangan anak secara tepat dan awal serta membutuhkan sistem pencatatan sebaik mungkin. Pengalaman sangat diperlukan oleh setiap pembimbing di sekolah dasar maupun sekolah menengah untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus-menerus.
E.    Kegiatan BK dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasarkan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam 4 kegiatan utama, yakni:
1.    Layanan Dasar Bimbingan
Bertujuan untuk membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SD.
2.    Layanan Responsif
Bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif.
3.    Layanan Perencanaan
Bertujuan membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk membantu siswa, memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.
4.    Dukungan sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh.
F.    Peran Guru Kelas dalam Kegiatan BK di Sekolah Dasar
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
     Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
a)    Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b)   Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
c)    Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d)   Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e)    Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
f)    Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
g)   Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
h)   Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i)     Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
2.9 Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu pada perkembangan siswa SD yang tengah beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi dengan mengenal berbagai aturan, nilai, dan norma-norma. Materi bimbingan dan konseling di SD termuat ke dalam empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Dalam bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD menemukan dan memahami, serta mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, aktif, dan kreatif, serta sehat jasmani dan rohani.
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD dalam proses sosialisasi untuk mengenal serta berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab.
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk karier masa depan.

Layanan bimbingan dan konseling di SD meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Layanan orientasi di SD ditujukan untuk siswa baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan di sekolah lain yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama bimbingan ini ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Layanan ini digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, dan mengambil keputusan. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok belajar kegiatan ekstra kurikuler, program latihan, serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pencegahan dan perkembangan/pemeliharaan.
Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami serta mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Layanan konseling perseorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru kelas dalam pembahasan permasalahannya. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pengentasan.
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pemahaman dan pengembangan.
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pengentasan.










BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing ( peserta didik ) agar ia dapat berkembang secara optimal.
Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan dan konseling adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan.
Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatar belakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
a.Fungsi penyaluran (distributif)
b. Fungsi penyesuaian (adjustif)
c. Fungsi adaptasi (adaptif)
Pelayanan bimbingan dan konseling perlu diselenggarakan di SD agar pribadi dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling di SD dilaksanakan oleh guru kelas. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Peran guru dalam kegiatan BK, yaitu sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator.
























DAFTAR PUSTAKA



Ahmadi, Abu & Rohani, Ahmad. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Gunawan, Yusuf. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Juntika Nurihsan, Achmad. (2005). Strategi Layanan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar