BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendukung utama bagi
tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah
pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu salah satunya didukung oleh
pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih
dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Sekolah merupakan suatu sistim yang komponen-komponen didalamnya terintegrasi
dengan baik. Bimbingan dan konseling adalah salah satu komponen sekolah yang
bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang
lain.
Bimbingan dan konseling
adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara individu maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar dan
perencanaan karier, melalui berbaga jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Secara
formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada didalam undang-undang
No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan
pemerintahanya, sedangkan hal-hal yang
berhubungan dengan pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya
dibicarakan secara khusus dalam PP No.
28/1999 tentang pendidikan dasar bab X pada pasal 25 ayat I.
Pentingnya BK disekolah dasar ini pun
didasari atas banyaknya kasus kenakalan dan kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak
sekolah dasar serta permasalahan-permasalahan yang menimpa mereka mengakibatkan
terhambatnya perkembangan mereka, baik dalam akademis, pribadi maupun hubungan sosial.
Guru sekolah dasar
memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu
perkembangan sosial dan pribadi anak. Tanggung jawab ini semakin menumbuhkan
kebutuhan adanya bimbingan yang terorganisir di sekolah dasar.
1.2
Rumusan Masalah
· Apa Pengertian Bimbingan dan Konseling?
· Apa Tujuan Bimbingan dengan Konseling?
· Mengapa Bimbingan dan Konseling Perlu Diadakan di
Sekolah Dasar?
· Apa saja Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar?
1.3
Tujuan
·
Mengetahui konsep dasar bimbingan dan konseling.
·
Mengetahui tujuan dan
fungsi dari bimbingan dan konseling.
·
Mengetahui bimbingan dan
konseling yang ada di sekolah dasar.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bimbingan
2.1.1 Arti Bimbingan Secara Umum
Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara
ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing
(peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal.
Bimbingan itu dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik
secara individual maupun secara kelompok tanpa memandang keadaan umur.
Bimbingan hendaknya merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan
pribadinya sendiri (bakat, minat, kecakapan, dan kemampuannya) sehingga ia
sanggup memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya.
Bimbingan itu bukanlah pemberian arah/tujuan yang telah ditentukan oleh si
pembimbing, bukan suatu paksaan pandangan kepada seseorang, bukan pula suatu
pengambilan keputusan yang diperuntukkan bagi seseorang. Akan tetapi,
pembimbing membantu menetapkan suatu pilihan, tetapi tidak berarti bahwa
pembimbing itu sendiri yang memilih, yang dibimbinglah yang harus menetapkan
dan menentukan sikapnya.
Jadi pengertian
bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis
kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai
kemampuan untuk dapat memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya,
dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat.
2.1.2 Arti Bimbingan Dalam Lingkup Sekolah
Bimbingan disini fokus
sasarannya adalah peserta didik yang dididik dalam sekolah oleh guru, dengan
harapan peserta didik sendiri dapat berkembang maksimal mencapai dewasa dan matang,
sehingga dia lebih berdaya guna bagi diri dan lingkungan sekitarnya.
Konsep penting khusus
bagi pengertian bimbingan dalam lingkungan sekolah adalah :
a.
Bimbingan
merupakan suatu proses. Ini berarti bahwa bimbingan itu dilaksanakan dalam
rentang waktu yang relatif panjang. Proses mengandung arti bahwa bimbingan
dilakukan secara sistematis dan metodis dalam sifatnya yang berencana,
berprogram dan evaluatif.
b.
Bimbingan
mengandung arti bantuan atau pelayanan. Ini berarti bahwa bimbingan itu
tercipta atas kesukarelaan subyek bimbing yang diwujudkan dalam sifat dan
perilaku yang tidak memaksakan kehendaknya untuk membimbing individu.
c.
Kelancaran
pelaksanaan bimbingan dan pencapaian hasil bimbingan diperlukan adanya subyek
pelaksana bimbingan yang kompeten.
d.
Bantuan
diperuntukkan bagi semua individu, semua peserta didik yang berada dalam
kondisi tertentu yang memerlukan bantuan.
e.
Bimbingan
mempunyai tujuan. Pencapaian tujuan-tujuan bimbingan yang efektif akan
memudahkan/menunjang pencapaian kesejahteraan mental dan kebahagiaan yang
dimaksudkan.
2.2 Fungsi Bimbingan dalam Pendidikan
Bimbingan di
sekolah berfungsi untuk :
1.
Memahami individu (understanding-individu)
Fungsi pokok dari bimbingan dan konseling adalah
untuk menolong individu-individu yang mencari dan membutuhkan bantuan.
Bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara
keseluruhan.
2. Preventif dan pengembangan individual
Preventif
berusaha mencegah kemerosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara
apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui pemberian
pengaruh-pengaruh yang positif. Sedangkan pengembangan individual adalah
memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang dapat
membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
3. Membantu Individu untuk menyempurnakan
cara-cara penyelesaiannya
Bimbingan
dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan dan pengamalan
untuk memecahkan masalahnya sendiri. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka
membantu siswa untuk mengidentifikasi, memahami, menghadapi, dan memecahkan
masalah-masalahnya.
4. Mendekatkan hubungan sekolah dengan
masyarakat
Maksud
bimbingan dan konseling di sekolah ialah untuk mengadakan pelayanan terhadap
peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pelayanan tersebut
meliputi :
·
Personal
Guidance, yaitu bimbingan yang bertujuan agar peserta didik dapat menyesuaikan
dengan perkembangan pribadi.
·
Educational
Guidance, yaitu bimbingan terhadap peserta didik agar mencapai penyesuaian dan
kemajuan pendidikan.
·
Vocational
Guidance, yaitu bimbingan terhadap peserta didik agar ia mampu memahami perkembangan pekerjaan.
·
Follow-up,
sesudah keluar dari sekolah.
Itulah
sebabnya, maka dalam rangka pelaksanaan bimbingan, diperlukan suatu hubungan
saling mengerti dan saling membantu antar sekolah dengan orang tua peserta
didik, lembaga-lembaga, organisasi masyarakat dan sebagainya.
2.3 Pengertian Konseling
Konseling
adalah suatu proses yang berorientasikan belajar, yang dilaksanakan dalam suatu
lingkungan sosial, antara dua orang individu yang disebut konselor dan klien,
dimana seorang konselor harus memiliki
kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan pengetahuan psikologis.
Konselor berusaha membantu klien sehingga ia dapat memecahkan masalahnya
berdasarkan penentuan diri sendiri.
2.4 Hubungan
Bimbingan dengan Konseling
Konseling
merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu
dengan memberikan bantuan secara individual. Dalam prakteknya, bimbingan dan
konseling saling menyangkut dan isi mengisi. Bimbingan menyangkut konseling,
dan sebaliknya, tetapi bimbingan bukan bagian konseling sedangkan konseling
sebagai bagian dari bimbingan.
2.5 Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Secara
umum bahwa bimbingan dan konseling itu dilaksanakan dengan tujuan memberikan
pertolongan kepada individu.
Agar
dapat tercapai tujuan tersebut, maka setiap individu yang mendapatkan layanan
bimbingan itu hendaknya memperoleh kesempatan sebagai berikut :
1.
Mengenal dan
melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidupnya yang didasarkan
atas tujuan itu.
2.
Mengenal dan
menanggulangi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
3.
Mengembangkan
kemampuan dan kesanggupannya secara optimal.
4.
Mampu memilih,
memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana.
5.
Memahami dan
mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan
keadaan lingkungannya.
2.6 Prinsip-Prinsip
Bimbingan dan Konseling
Prisip-prinsip bimbingan dan
konseling secara garis besar dikelompokkan menjadi dua kelompok, prinsip-prinsip
umum dan prinsip-prinsip khusus:
A. Prinsip-prinsip Umum
1.
Dasar bimbingan dan konseling tidak dapat terlepas
dari dasar pendidikan dan dasar negara, yaitu Pancasila.
2.
Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual
dari individu yang dibimbing.
3.
Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan
supaya individu yang bersangkutan mampu membantu dirinya sendiri daloam
menghadapi kesulitannya.
4.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pelaksanaan
program bimbingan harus dipimpin oleh seseorang petugas yang memiliki keahlian
dalam bidang bimbingan.
5.
Program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian
teratur untuk mengetahui hasil dan manfaat yang diperoleh.
B. Prinsip-prinsip
Khusus
1.
Program
bimbingan harus berpusat kepada siswa.
2.
Keputusan terakhir
dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing.
3.
Pembimbing harus
selalu menghormati dan menjaga kerahasiaannya informasi tentang individu yang
dibimbingnya.
4.
Pembimbing hendaknya
menggunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan
tugasnya.
5.
Bimbingan harus
dilaksanakan secara kontinu.
2.7 Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
Asas adalah
segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Menurut
Prayitno ada beberapa asas yang harus diperhatikan:
1. Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan
kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada
guru pembimbing.
2. Keterbukaan
Bimbingan
dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau
menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing dan guru pembimbing
bersedia membantunya.
3. Kekinian
Masalah yang
ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang. Hendaknya
pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa.
4. Kemandirian
Bimbingan dan konseling membantu agar siswa dapat mandiri atau tidak
bergantung kepada pembimbing maupun orang lain.
5. Kedinamisan
Bimbingan
dan konseling hendaknya membantu terjadinya perubahan yang lebih baik ke arah
pembaharuan pada diri siswa.
6. Kenormatifan
Usaha
layanan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak
terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses
dan saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
7. Keahlian
Bimbingan
dan konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang
profesional yang menuntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan tugas
ini.
8. Alih tangan
Jika usaha
yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya di luar
kewenangannya, maka penanganannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang
berwenang.
9. Tut wuri handayani
Bimbingan
dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa.
2.8
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat
tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah
yang semaksimal mungkin.
Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru
Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas
harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua
materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan
konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36)
mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan
orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling
perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling
tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini
mungkin sehingga tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian
siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan
dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran
guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara
optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban
sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak
positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
A. Perlunya
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang
melatarbelangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural
dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan
berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu:
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan
seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan. Bila
dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses
bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah
dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan
relatif menetap.
B. Tujuan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
1.
Membantu anak didik memahami diri sendiri dan yang
berkaitan dengan kebutuhan lingkungannya.
2.
Agar anak dapat membantu dirinya sendiri untuk mengadakan
penyesuaian pribadi dan sosial.
3.
Agar anak mampu melewati masa transisi, dari
lingkungan keluarga di rumah ke lingkungan teman sebaya dan guru / sekolah.
4.
Membantu proses perubahan dari kanak – kanak sebagai
makhluk individu yang menonjol keunikannya, menjadi makhluk sosial, dengan
jalan optimasi perkembangan penyesuaian pribadi dan sosial yang memadai.
5.
Menguasai bahan ajaran tuntutan kurikuler.
6.
Memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi
murid.
7.
Memahami anak usia sekolah dasar.
C. Fungsi
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan
konseling, yaitu:
a. Fungsi penyaluran (
distributif )
Fungsi ini meliputi bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah
antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.
b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk
memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat, siswa dibantu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya.
c. Fungsi adaptasi (
adaptif )
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah
khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan
kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data
tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan
siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman
belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar
yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14)
D. Pentingnya Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat
hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi anak, tetapi juga merupakan suatu
pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,
minat, dan kemampuannya yang harus berkembang. Pandangan ini menitikberatkan
bimbingan yang bersifat preventif dan kesehatan mental serta pengembangan diri.
Pelaksanaannya dilakukan sejak awal di sekolah dasar atau pengalaman awal anak
dalam pendidikan.
1. Tindakan preventif di sekolah dasar
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara
awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:
a. Kepribadian anak mudah terbentuk dan masih akan mengalami
banyak perubahan dalam proses perkembangannya.
b. Hubungan orang tua murid dengan sekolah masih
sangat mudah dibentuk di sekolah dasar daripada di sekolah lanjutan.
c. Anak masih mempunyai waktu terbuka untuk masa
depannya, sehingga di sekolah dasar anak dapat belajar mengenali diri sendiri
dan menemukan cara-cara pendekatan untuk menghadapi suatu persoalan dan cara
memecahkannya di kemudian hari.
2. Kesiapan (readiness) di sekolah dasar
Hambatan pendidikan dapat
timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Konsep ini mengharuskan identifikasi perkembangan anak secara tepat dan awal
serta membutuhkan sistem pencatatan sebaik mungkin. Pengalaman sangat
diperlukan oleh setiap pembimbing di sekolah dasar maupun sekolah menengah
untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus-menerus.
E. Kegiatan BK
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasarkan
Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004)
dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK
yang dijabarkan dalam 4 kegiatan utama, yakni:
1.
Layanan Dasar Bimbingan
Bertujuan untuk membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan
keterampilan-keterampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan
siswa SD.
2.
Layanan Responsif
Bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting
oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin
kuratif.
3.
Layanan Perencanaan
Bertujuan membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan
rencana-rencana pendidikan, karir, dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan
utama dari layanan ini untuk membantu siswa, memantau pertumbuhan dan memahami
perkembangan sendiri.
4.
Dukungan sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh.
F. Peran Guru Kelas dalam Kegiatan
BK di Sekolah Dasar
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan
guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
a)
Informator, guru diharapkan sebagai
pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber
informasi kegiatan akademik maupun umum.
b)
Organisator, guru sebagai pengelola
kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
c)
Motivator, guru harus mampu merangsang dan
memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan
terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d)
Director, guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e)
Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam
proses belajar-mengajar.
f)
Transmitter, guru bertindak selaku
penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
g)
Fasilitator, guru akan memberikan
fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
h)
Mediator, guru sebagai penengah dalam
kegiatan belajar siswa.
i) Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
2.9 Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu pada perkembangan
siswa SD yang tengah beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar
bersosialisasi dengan mengenal berbagai aturan, nilai, dan norma-norma. Materi
bimbingan dan konseling di SD termuat ke dalam empat bidang bimbingan, yaitu
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Dalam bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
SD menemukan dan memahami, serta mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, aktif, dan kreatif, serta sehat
jasmani dan rohani.
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan
bimbingan dan konseling membantu siswa SD dalam proses sosialisasi untuk
mengenal serta berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti
luhur dan rasa tanggung jawab.
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan
bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang
baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam bidang bimbingan
karier, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengenali dan mulai
mengarahkan diri untuk karier masa depan.
Layanan bimbingan dan konseling di SD meliputi layanan orientasi,
informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok. Layanan orientasi di SD ditujukan untuk siswa
baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah
yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah
dipermudahnya penyesuaian siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan
belajar, dan kegiatan di sekolah lain yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi
utama bimbingan ini ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenali
diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat. Layanan ini digunakan sebagai bahan acuan dalam
meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, dan
mengambil keputusan. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pemahaman dan
pencegahan.
Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan
pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok
belajar kegiatan ekstra kurikuler, program latihan, serta kegiatan-kegiatan
lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama layanan ini
ialah fungsi pencegahan dan perkembangan/pemeliharaan.
Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami serta
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi
belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan
kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama
layanan ini ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Layanan konseling perseorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan
langsung secara tatap muka dengan guru kelas dalam pembahasan permasalahannya.
Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pengentasan.
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pemahaman dan
pengembangan.
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi
pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pengentasan.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses bantuan
psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing
kepada yang dibimbing ( peserta didik ) agar ia dapat berkembang secara optimal.
Bila dicermati dari sudut sosio kultural,
yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan dan konseling adalah adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak
disetiap dimensi kehidupan.
Perlunya
Bimbingan dan Konseling di SD jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada
tiga hal utama yang melatar belakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara
umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Fungsi Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar, Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan
dan konseling, yaitu:
a.Fungsi
penyaluran (distributif)
b. Fungsi
penyesuaian (adjustif)
c. Fungsi
adaptasi (adaptif)
Pelayanan bimbingan dan
konseling perlu diselenggarakan di SD agar pribadi dan segenap potensi yang
dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling di SD dilaksanakan
oleh guru kelas. Oleh karena itu peranan guru kelas
dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Peran guru dalam
kegiatan BK, yaitu sebagai informator, organisator, motivator, director,
inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator.
DAFTAR PUSTAKA
http://diganovensa.wordpress.com/2012/01/07/pentingnya-layanan-bimbingan-konseling-di-sekolah-dasar/
Ahmadi, Abu & Rohani, Ahmad. (1991).
Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Yrama
Widya.
Gunawan, Yusuf. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Juntika Nurihsan, Achmad. (2005). Strategi Layanan Bimbingan & Konseling.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar