BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan Pramuka Pandega sejak awal
kelahirannya diarahkan sebagai salah satu wadah kaderisasi calon pembina dan
pemimpin pramuka di masa depan. Para Pramuka Pandega apalagi yang sudah aktif
sejak Siaga, Penggalang, dan Penegak merupakan sumber rekrutmen yang ideal bagi
Gerakan Pramuka dalam menjaga kesinambungan pendidikan dan pengelolaan
organisasi kwartir. Hal itu karena Para Pramuka Pandega telah:
• Mengalami
proses internalisasi kode kehormatan pramuka yang sangat panjang.
• Memiliki
pengalaman nyata terhadap penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan.
• Memiliki
penguasaan beragam kompetensi dan kecakapan kepramukaan melalui pencapaian TKU
dan TKK yang berhasil diraih.
• Memiliki
pengalaman terlibat dalam berbagai program kegiatan gugusdepan dan kwartir baik
semasa Siaga, Penggalang, maupun Penegak.
Pramuka
Pandega harus dibina dan dikembangkan secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan oleh jajaran yang terkait sejak dari tingkat Kwartir Nasional
sampai Gugusdepan dan satuan sebagai jajaran pembinaan terdepan. Pramuka
Pandega harus banyak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinannya
melalui wadah-wadah pembinaan.
1.2
Rumusan Masalah
·
Apa yang dimaksud dengan Pembinaan dalam Gerakan
Pramuka?
·
Bagaimana pembinaan Gerakan Pramuka dari Pramuka
Pandega?
1.3
Tujuan
·
Untuk mengetahui definisi Pembinaan dalam
Gerakan Pramuka.
·
Untuk mengetahui dan mendalami pembinaan Gerakan
Pramuka dari Pramuka Pandega.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembinaan
Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memberi
pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha pendidikan
yang dilakukan secara terus menerus oleh anggota dewasa terhadap anak didik,
dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, dan sistem
among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Pembinan secara khusus
adalah pengertian pembinaan yang diarahkan kepada peingkatan kualitas anggota,
sekaligus meningkatkan tingkat kesertaan anggota dengan minimum satu tahun
menjadi anggota Pramuka.
2.2 Pembinaan Gerakan Pramuka dari
Pramuka Pandega
A. Pembinaan Pramuka Pandega
Pembinaan
Pramuka Pandega adalah proses pendidikan ketrampilan,
kepemimpinan, pembinaan
kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan, ketangkasan, kesehatan dan
kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi para Pramuka Pandega, serta
kesempatan untuk berkembang sendiri sehingga dapat hidup
mandiri.
Pembinaan ini
dapat dikelompokkan menjadi :
1) Kegiatan Bina Diri : pembinaan pribadi, baik
jasmani maupun rohani.
2)
Kegiatan Bina Satuan : pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pengelolaan
satuan/kwartir dalam Gerakan Pramuka, serta darma baktinya kepada Gerakan
Pramuka.
3) Kegiatan Bina Masyarakat : pembinaan
kepemimpinan dan keterampilan pembangunan masyarakat, serta darma baktinya
kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Pembina Pandega adalah seseorang yang
dapat memahami gejolak jiwa masa remaja madya dan dapat memotivasi peserta
didiknya. Formasi barisan pada
upacara pembukaan dan
penutupan latihan bagi
Pandega adalah bersifat satu
lurus (disebut juga
formasi Lidi), di
mana pemimpin-pemimpin Racananya
berada di sebelah kanan. Pembina
dapat berada di tengah-tengah lapangan upacara, atau di ujung barisan
paling kanan. Sepintas,
tidak ada perbedaan
antara formasi barisan
upacara Pandega dengan upacara Penegak. Perbedaan antara
keduanya adalah bahwa dalam upacara Pandega, Pembina dapat menyerahkan
sepenuhnya upacara tersebut
kepada Pemimpin Racana
untuk memimpin upacara. Makna
filosofis yang terkandung
dari formasi ini
adalah bahwa Pandega
sudah dibebaskan melihat dunia
luar dan dapat
menentukan arah jalannya
sendiri dengan tanggungjawab
Pembina. Hubungan Pandega dengan
Pembinanya adalah sebagai
mitra di mana Pembina
berperan lebih besar untuk
memberi dorongan, motivasi, dan arahan (Tut Wuri Handayani).
Kewajiban utama
seorang Pandega adalah
membina diri sendiri
agar dapat mandiri, tidak menjadi beban orang lain, dan
dapat melakukan pekerjaan yang merupakan usaha
mempersiapkan diri dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan,
untuk dapat berbakti. Bakti
Pandega di dalam
Satuan Pramuka adalah
sebagai instruktur
keterampilan, membantu Pembina
dalam latihan golongan
Siaga, Penggalang atau Penegak. Bakti
Pandega di masyarakat
adalah memberikan penyuluhan-penyuluhan, menyelenggarakan lomba
kebersihan di masyarakat, lomba kegiatan untuk anak-anak di desa, kegiatan
gotong royong atau
kerja bakti, membantu
usaha sosial, membangun kelompok-kelompok olah raga,
kesenian, advokasi publik, dan lainnya.
B. Cara Membina dalam Pramuka
Pandega dengan Sistem Among
1) Cara yang
paling baik dalam membina Pandega adalah tidak bersifat menggurui, semua
keputusan Racana baik
yang menyangkut visi,
misi, strategi, program
kerja, rencana kerja, ataupun
rencana kegiatan latihan
dilaksanakan secara musyawarah,
dan komitmen untuk patuh
terhadap keputusan-keputusan yang
telah ditetapkan sungguhpun
tadinya ia tidak menyepakati.
2) Pembina bertindak
sebagai ”penghubung antar
sistem”, artinya apabila
ada materimateri latihan
yang diinginkan oleh
Pandega yang tidak
dikuasai oleh Pembinanya, maka Pembina mencari keluar (out
sourcing), sungguhpun bisa saja meminta kepada anggota Pandega
untuk mencarinya sendiri,
sekaligus bertindak sebagai
penghubung antar sistem.
3) Evaluasi kegiatan
dapat dilakukan secara
bersama-sama antara Pembina dan
anggota Racana secara questioning.
4) Apabila kegiatan
di Racana sudah
mapan maka Pembina
lebih banyak bertindak sebagai motivator, mentor dan
konsultan.
5) Pembina 90%
bertindak tut wuri handayani.
6) Pramuka harus
dibina sesuai dengan
MINAT-nya untuk MENGABDI
dan BERKARYA melalui proses:
·
Learning by doing
·
Learning to earn
·
Earning to live
·
Living to serve
·
Learning by teaching
7) Sistem Among
adalah sistem pendidikan
yang dilaksanakan dengan
cara memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk
dapat bergerak dan
bertindak dengan leluasa,
dengan sejauh mungkin menghidari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan
, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri,
kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
8) Sistem Among
mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai
berikut :
·
"Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di
depan menjadi teladan.
·
"Ing madya mangun korso", maksudnya di
tengah-tengah mereka Pembina membangun kemauan.
·
" Tut wuri handayani", maksudnya dari
belakang Pembina memberi daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik
kearah kemandirian.
9) Dalam
melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku :
·
Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan,
keprasahajaan/ kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan kesetiakawanan sosial.
·
Disiplin disertai inisiatif.
·
Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama
manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggungjawab
kepada Tuhan yang Maha Esa.
10) Sistem Among
dalam Gerakan Pramuka,
memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ,
bakatnya, kemampuannya, cita-citanya. Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga,
membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan
bertanya. Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai sebagai subjek pendidikan,
bukan hanya sebagai
objek pendidikan belaka
yang hanya bergiat
kalau disuruh pembinanya tetapi
mereka diberi kebebasan
untuk bergerak dan
bertindak dengan leluasa agar
tumbuh rasa percaya diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi
mereka.
11) Kegiatan kepramukaan
dengan menggunakan sistem
among dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan
dihayati, atas dasar minat dan karsa
para peserta didik
Pembina Pramuka harus
mampu menjadi contoh/teladan peserta didiknya.
12) Sistem
Among harus digunakan
secara terpadu, tidak
terpisah-pisah satu dengan
lainnya saling berkaitan oleh
karena itu bagi
semua golongan peserta
didik (S,G,T, D)
diberikan keteladanan, daya kreasi dan dorongan.
13) Peserta
didik dibina sesuai
dengan minatnya untuk
bekal mengabdi dan
berkarya, melalui proses :
a.“Learning by doing", belajar sambil bekerja.
b.“Learning by teaching’, bekerja sambil mengajar.
c. “Learning to live together” belajar untuk bisa
hidup bersama.
c. “Learning to earn”, belajar mencari penghasilan.
d. “Earning to live”, penghasilan untuk hidup.
e. “Living to serve”, kehidupan untuk bekal
mengabdi.
f. “Learning to be”, belajar untuk
menjadi dirinya sendiri.
C. Kegiatan Pramuka Pandega
Kegiatan Pandega
adalah kegiatan yang
kreatif, berkarakter, dinamis,
progresif, menantang,
bermanfaat bagi diri
dan masyarakat lingkungannya. Kegiatan
Pandega berasal dari Pandega,
oleh Pandega, dan
untuk Pandega, walaupun
tetap di dalam tanggungjawab Pembina Pandega.
Materi latihan pada hakekatnya meliputi semua aspek hidup,
nilai-nilai dan keterampilan. Materi
dikemas sehingga memenuhi
4 H sebagaimana
yang dikemukakan oleh
Baden Powell yakni: Health (kesehatan jiwa dan raga), Happiness
(Kebahagiaan yang meliputi 3
indikator yakni: kegembiraan,
kedamaian, dan kesyukuran),
Helpfulness (tolongmenolong/gotong-royong sebagai
kepribadian bangsa), Handicraft
(hasta karya atau adanya produk yang dihasilkan).
Materi latihan datang
dari hasil rapat
Dewan Pandega, namun
Pembina sebagai konsultan dapat
menawarkan program-program baru yang lebih bermakna, menarik, dan bermanfaat.
Proses penyampaian materi bagi Pandega adalah:
1) Learning by
doing (meliputi: Learning to know, learning to do dan learning to live
together).
2) Learning to
be (meliputi: Learning by teaching; Learning to earn, Learning to serve;
Serving to life).
Secara garis besar kegiatan Pandega dibagi menjadi
kegiatan latihan rutin dan kegiatan insidental.
a. Kegiatan Latihan Rutin
1) Mingguan
Kegiatan latihan dimulai dengan:
- Upacara
pembukaan latihan.
-
Pemanasan dapat dilakukan
dengan permainan ringan, ice
breaking, diskusi mengenai program
Racana atau kegiatan
bakti masyarakat, atau
sesuatu yang sifatnya
menggembirakan tetapi tetap mengandung pendidikan.
- Latihan inti,
dapat diisi dengan
diskusi buku, ceramah
berbagai persoalan,
kecakapan teknis pramuka,
kegiatan hasta karya
dan kegiatan usaha
(membuat kue, mainan anak-anak,
menjahit pakaian, merenda,
merajut, membordir, membatik,
melukis, memotret, elektronik sederhana).
- Latihan penutup,
dapat diisi dengan
permainan ringan, menyanyi,
atau pembulatan dari materi inti yang telah dilakukan.
- Upacara penutupan
latihan. Pembina Upacara menyampaikan rasa terima-kasih dan
titip salam pada keluarga adik-adik Pandega, dan memberi motivasi kepada
Pandega agar tetap menjadi warganegara yang berkarakter.
2) Bulanan/dua bulanan/tiga bulanan/menurut
kesepakatan.
Kegiatan
ini dapat diselenggarakan atas
dasar keputusan Dewan
Pandega dan Pembinanya, dengan
jenis kegiatan yang
biasanya berbeda dengan
kegiatan rutin mingguan. Kegiatan
rutin dengan interval waktu tersebut biasanya dilakukan ke luar dari pangkalan
gugusdepan; misalnya kegiatan
bakti masyarakat (penyuluhan, kebersihan dan
kesehatan lingkungan, HIV,
tanggap bencana, membantu
badanbadan sosial, membantu
di rumah piatu,
dll), dan juga
kegiatan yang bersifat menyenangkan dan
menantang seperti: hiking, rowing,
climbing, mountaineering, junggle
survival, orientering, swimming, kegiatan-kegiatan permainan high element, dan
low element, praktek pionering yang sebenarnya, first aids, berkemah.
3) Latihan Gabungan (Latgab)
Pada
hakekatnya latihan gabungan
ini adalah latihan
bersama dengan gugusdepan lain, sehingga
terdapat pertukaran pengalaman
antara Pandega dengan
Pandega, Pembina dengan Pembina. Materi kegiatannya bisa sama dengan
kegiatan Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
4) Kegiatan Kwartir
Cabang, Daerah, dan Nasional
Jenis
kegiatan dikategorikan dalam kegiatan rutin, karena diselenggarakan tahunan,
dua tahunan, tiga
tahunan, empat tahunan, atau
lima tahunan yang
diputuskan dan diselenggarakan
oleh Kwartirnya
b. Kegiatan Insidental
Kegiatan ini
merupakan kegiatan partisipasi
terhadap program kegiatan
lembaga Pemerintah atau lembaga non-pemerintah. Misalnya mengikuti
pencanangan say no to drug berkerjasama
dengn BNN, atau
Departemen Kesehatan; kegiatan penghijauan yang
dilakukan oleh Departemen
Pertanian, Kegiatan Imunisasi, Kegiatan bakti karena bencana
alam, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembinaan
merupakan usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu
tujuan tertentu. Pembinaan Pramuka Pandega adalah proses pendidikan ketrampilan,
kepemimpinan, pembinaan
kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan, ketangkasan, kesehatan dan
kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi para Pramuka Pandega, serta
kesempatan untuk berkembang sendiri sehingga dapat hidup
mandiri.
Kegiatan Pandega
adalah kegiatan yang
kreatif, berkarakter, dinamis,
progresif, menantang,
bermanfaat bagi diri
dan masyarakat lingkungannya. Kegiatan Pandega dibagi menjadi kegiatan
latihan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan
Pandega berasal dari Pandega,
oleh Pandega, dan
untuk Pandega, walaupun
tetap di dalam tanggungjawab Pembina Pandega. Pembina Pramuka
Pandega tidak boleh menganggap dirinya sebagai store of knowledge (gudangnya ilmu pengetahuan), tetapi hendaknya
bertindak sebagai fasilitator, yang dapat memfasilitasi kegiatan yang diikuti
oleh peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Dasar. 2011. Jakarta. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar