Senin, 10 Februari 2014

Pramuka Pandega



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Pendidikan Pramuka Pandega sejak awal kelahirannya diarahkan sebagai salah satu wadah kaderisasi calon pembina dan pemimpin pramuka di masa depan. Para Pramuka Pandega apalagi yang sudah aktif sejak Siaga, Penggalang, dan Penegak merupakan sumber rekrutmen yang ideal bagi Gerakan Pramuka dalam menjaga kesinambungan pendidikan dan pengelolaan organisasi kwartir. Hal itu karena Para Pramuka Pandega telah:
    Mengalami proses internalisasi kode kehormatan pramuka yang sangat panjang.
    Memiliki pengalaman nyata terhadap penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
    Memiliki penguasaan beragam kompetensi dan kecakapan kepramukaan melalui pencapaian TKU dan TKK yang berhasil diraih.
    Memiliki pengalaman terlibat dalam berbagai program kegiatan gugusdepan dan kwartir baik semasa Siaga, Penggalang, maupun Penegak.
Pramuka Pandega harus dibina dan dikembangkan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan oleh jajaran yang terkait sejak dari tingkat Kwartir Nasional sampai Gugusdepan dan satuan sebagai jajaran pembinaan terdepan. Pramuka Pandega harus banyak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinannya melalui wadah-wadah pembinaan.
1.2         Rumusan Masalah
·      Apa yang dimaksud dengan Pembinaan dalam Gerakan Pramuka?
·      Bagaimana pembinaan Gerakan Pramuka dari Pramuka Pandega?
1.3         Tujuan
·      Untuk mengetahui definisi Pembinaan dalam Gerakan Pramuka.
·      Untuk mengetahui dan mendalami pembinaan Gerakan Pramuka dari Pramuka Pandega.





























BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Pembinaan
Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara terus menerus oleh anggota dewasa terhadap anak didik, dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, dan sistem among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Pembinan secara khusus adalah pengertian pembinaan yang diarahkan kepada peingkatan kualitas anggota, sekaligus meningkatkan tingkat kesertaan anggota dengan minimum satu tahun menjadi anggota Pramuka.

2.2     Pembinaan Gerakan Pramuka dari Pramuka Pandega
A. Pembinaan Pramuka Pandega
Pembinaan Pramuka Pandega adalah proses pendidikan ketrampilan, kepemimpinan, pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi para Pramuka Pandega, serta kesempatan untuk berkembang sendiri sehingga dapat hidup mandiri.
Pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi :
1)  Kegiatan Bina Diri : pembinaan pribadi, baik jasmani maupun rohani.
2) Kegiatan Bina Satuan : pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pengelolaan satuan/kwartir dalam Gerakan Pramuka, serta darma baktinya kepada Gerakan Pramuka.
3)  Kegiatan Bina Masyarakat : pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pembangunan masyarakat, serta darma baktinya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Pembina Pandega adalah seseorang yang dapat memahami gejolak jiwa masa remaja madya dan dapat memotivasi peserta didiknya. Formasi  barisan  pada  upacara  pembukaan  dan  penutupan  latihan  bagi  Pandega  adalah  bersifat satu  lurus  (disebut  juga  formasi  Lidi),   di  mana  pemimpin-pemimpin  Racananya  berada  di sebelah kanan. Pembina dapat berada di tengah-tengah lapangan upacara, atau di ujung barisan paling  kanan.  Sepintas,  tidak  ada  perbedaan  antara  formasi  barisan  upacara  Pandega  dengan upacara Penegak. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa dalam upacara Pandega, Pembina dapat  menyerahkan  sepenuhnya  upacara  tersebut  kepada  Pemimpin  Racana  untuk  memimpin upacara.   Makna  filosofis  yang  terkandung  dari  formasi  ini  adalah  bahwa  Pandega  sudah dibebaskan  melihat  dunia  luar  dan  dapat  menentukan  arah  jalannya  sendiri  dengan tanggungjawab Pembina. Hubungan  Pandega  dengan  Pembinanya  adalah  sebagai  mitra  di mana  Pembina  berperan  lebih besar untuk memberi dorongan, motivasi, dan arahan (Tut Wuri Handayani).
Kewajiban  utama  seorang  Pandega  adalah  membina  diri  sendiri  agar  dapat  mandiri, tidak menjadi beban orang lain, dan dapat melakukan pekerjaan yang merupakan usaha  mempersiapkan  diri  dalam  bentuk  pengetahuan,  keterampilan,  untuk  dapat berbakti.  Bakti  Pandega  di  dalam  Satuan  Pramuka  adalah  sebagai  instruktur keterampilan,  membantu  Pembina  dalam  latihan   golongan  Siaga,  Penggalang  atau Penegak.   Bakti  Pandega  di  masyarakat  adalah  memberikan  penyuluhan-penyuluhan, menyelenggarakan lomba kebersihan di masyarakat, lomba kegiatan untuk anak-anak di desa,  kegiatan  gotong  royong  atau  kerja  bakti,  membantu  usaha  sosial,  membangun kelompok-kelompok olah raga, kesenian, advokasi publik, dan lainnya.
B. Cara Membina dalam Pramuka Pandega dengan Sistem Among
1)  Cara yang paling baik dalam membina Pandega adalah tidak bersifat menggurui, semua keputusan  Racana  baik  yang  menyangkut  visi,  misi,  strategi,  program  kerja,  rencana kerja,  ataupun  rencana  kegiatan  latihan  dilaksanakan  secara  musyawarah,  dan komitmen  untuk  patuh  terhadap  keputusan-keputusan  yang  telah  ditetapkan sungguhpun tadinya ia tidak menyepakati.
2)  Pembina  bertindak  sebagai  ”penghubung  antar  sistem”,  artinya  apabila  ada  materimateri  latihan  yang  diinginkan  oleh  Pandega  yang  tidak  dikuasai  oleh  Pembinanya, maka Pembina mencari keluar (out sourcing), sungguhpun bisa saja meminta kepada anggota  Pandega  untuk  mencarinya  sendiri,  sekaligus  bertindak  sebagai  penghubung antar sistem.
3)  Evaluasi  kegiatan  dapat  dilakukan  secara  bersama-sama  antara Pembina dan anggota Racana secara questioning.
4)  Apabila  kegiatan  di  Racana  sudah  mapan  maka  Pembina  lebih  banyak  bertindak sebagai motivator, mentor dan konsultan.
5)  Pembina 90% bertindak tut wuri handayani.
6)  Pramuka  harus  dibina  sesuai  dengan  MINAT-nya  untuk  MENGABDI   dan  BERKARYA melalui proses:
·      Learning by doing
·      Learning to earn
·      Earning to live
·      Living to serve
·      Learning by teaching
7)  Sistem  Among  adalah  sistem  pendidikan  yang  dilaksanakan  dengan  cara  memberikan kebebasan  kepada  peserta  didik  untuk  dapat  bergerak  dan  bertindak  dengan  leluasa,  dengan sejauh mungkin menghidari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan , dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
8)  Sistem Among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut :
·      "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan.
·      "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina membangun kemauan.
·      " Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang Pembina memberi daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.
9)  Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku :
·      Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/ kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan kesetiakawanan sosial.
·      Disiplin disertai inisiatif.
·      Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.
10)  Sistem  Among  dalam  Gerakan  Pramuka,  memberi  kesempatan  kepada  peserta  didik  untuk mengembangkan  pribadinya ,  bakatnya,  kemampuannya,  cita-citanya. Pembina  Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan bertanya. Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai sebagai subjek  pendidikan,  bukan  hanya  sebagai  objek  pendidikan  belaka  yang  hanya  bergiat  kalau disuruh  pembinanya  tetapi  mereka  diberi  kebebasan  untuk  bergerak  dan  bertindak  dengan leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi mereka.
11)  Kegiatan  kepramukaan  dengan  menggunakan  sistem  among  dilaksanakan  dalam  bentuk kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan dihayati, atas dasar minat dan karsa  para  peserta  didik  Pembina  Pramuka  harus  mampu  menjadi  contoh/teladan  peserta didiknya.
12) Sistem  Among  harus  digunakan  secara  terpadu,  tidak  terpisah-pisah  satu  dengan  lainnya saling  berkaitan  oleh  karena  itu  bagi  semua  golongan  peserta  didik  (S,G,T,  D)  diberikan keteladanan, daya kreasi dan dorongan.
13) Peserta  didik  dibina  sesuai  dengan  minatnya  untuk  bekal  mengabdi  dan  berkarya,  melalui proses :
a.“Learning by doing", belajar sambil bekerja.
b.“Learning by teaching’, bekerja sambil mengajar.
c. “Learning to live together” belajar untuk bisa hidup bersama.
c. “Learning to earn”, belajar mencari penghasilan.
d. “Earning to live”, penghasilan untuk hidup.
e. “Living to serve”, kehidupan untuk bekal mengabdi.
f. “Learning to be”, belajar untuk menjadi dirinya sendiri.

C. Kegiatan Pramuka Pandega
Kegiatan  Pandega  adalah  kegiatan  yang  kreatif,  berkarakter,  dinamis,  progresif, menantang,  bermanfaat  bagi  diri  dan  masyarakat  lingkungannya.  Kegiatan  Pandega berasal  dari  Pandega,  oleh  Pandega,  dan  untuk  Pandega,  walaupun  tetap  di  dalam tanggungjawab Pembina Pandega.
Materi latihan pada hakekatnya meliputi semua aspek hidup, nilai-nilai dan keterampilan. Materi  dikemas  sehingga  memenuhi  4  H  sebagaimana  yang  dikemukakan  oleh  Baden Powell yakni: Health (kesehatan jiwa dan raga), Happiness (Kebahagiaan yang meliputi 3  indikator  yakni:  kegembiraan,  kedamaian,  dan  kesyukuran),  Helpfulness (tolongmenolong/gotong-royong  sebagai  kepribadian  bangsa),  Handicraft  (hasta  karya  atau adanya produk yang dihasilkan). Materi  latihan  datang  dari  hasil  rapat  Dewan  Pandega,  namun   Pembina  sebagai konsultan dapat menawarkan program-program baru yang lebih bermakna, menarik, dan bermanfaat.
Proses penyampaian materi bagi Pandega adalah:
1)  Learning by doing (meliputi: Learning to know, learning to do dan learning to live together).
2)  Learning to be (meliputi: Learning by teaching; Learning to earn, Learning to serve; Serving to life). 
Secara garis besar kegiatan Pandega dibagi menjadi kegiatan latihan rutin dan kegiatan insidental.
a.    Kegiatan Latihan Rutin
1) Mingguan
Kegiatan latihan dimulai dengan:
-    Upacara pembukaan latihan.
-  Pemanasan  dapat  dilakukan  dengan  permainan  ringan, ice  breaking,  diskusi mengenai  program   Racana  atau  kegiatan  bakti  masyarakat,  atau  sesuatu  yang sifatnya menggembirakan tetapi tetap mengandung pendidikan.
-    Latihan  inti,  dapat  diisi  dengan  diskusi  buku,  ceramah  berbagai  persoalan, kecakapan  teknis  pramuka,  kegiatan  hasta  karya  dan  kegiatan  usaha  (membuat kue,  mainan  anak-anak,  menjahit  pakaian,  merenda,  merajut,  membordir, membatik, melukis, memotret, elektronik sederhana).
-    Latihan  penutup,  dapat  diisi  dengan  permainan  ringan,  menyanyi,  atau pembulatan dari materi inti yang telah dilakukan.
-  Upacara  penutupan  latihan.  Pembina  Upacara menyampaikan rasa terima-kasih dan titip salam pada keluarga adik-adik Pandega, dan memberi motivasi kepada Pandega agar tetap menjadi warganegara yang berkarakter.
2)  Bulanan/dua bulanan/tiga bulanan/menurut kesepakatan.
Kegiatan  ini  dapat  diselenggarakan  atas  dasar  keputusan  Dewan  Pandega  dan Pembinanya,  dengan  jenis  kegiatan  yang  biasanya  berbeda  dengan  kegiatan  rutin mingguan. Kegiatan rutin dengan interval waktu tersebut biasanya dilakukan ke luar dari  pangkalan  gugusdepan;  misalnya  kegiatan  bakti  masyarakat  (penyuluhan, kebersihan  dan  kesehatan  lingkungan,  HIV,  tanggap  bencana,  membantu  badanbadan  sosial,  membantu  di  rumah  piatu,  dll),  dan  juga  kegiatan  yang  bersifat menyenangkan  dan  menantang  seperti: hiking,  rowing,  climbing,  mountaineering, junggle survival, orientering, swimming, kegiatan-kegiatan permainan high element, dan low element, praktek pionering yang sebenarnya, first aids, berkemah.
3)  Latihan Gabungan (Latgab)
Pada  hakekatnya  latihan  gabungan  ini  adalah  latihan  bersama  dengan  gugusdepan lain,  sehingga  terdapat  pertukaran  pengalaman  antara  Pandega  dengan  Pandega, Pembina dengan Pembina. Materi kegiatannya bisa sama dengan kegiatan Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
4)  Kegiatan Kwartir Cabang, Daerah, dan Nasional
Jenis kegiatan dikategorikan dalam kegiatan rutin, karena diselenggarakan tahunan, dua  tahunan,  tiga  tahunan,  empat  tahunan, atau  lima  tahunan  yang  diputuskan  dan diselenggarakan oleh Kwartirnya
b.   Kegiatan Insidental
Kegiatan  ini  merupakan  kegiatan  partisipasi  terhadap  program  kegiatan  lembaga Pemerintah atau lembaga non-pemerintah. Misalnya mengikuti pencanangan say no to  drug  berkerjasama  dengn  BNN,  atau  Departemen  Kesehatan;   kegiatan penghijauan  yang  dilakukan  oleh  Departemen  Pertanian,  Kegiatan  Imunisasi, Kegiatan bakti karena bencana alam, dan sebagainya.











BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Pembinaan merupakan usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pembinaan Pramuka Pandega adalah proses pendidikan ketrampilan, kepemimpinan, pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi para Pramuka Pandega, serta kesempatan untuk berkembang sendiri sehingga dapat hidup mandiri.
Kegiatan  Pandega  adalah  kegiatan  yang  kreatif,  berkarakter,  dinamis,  progresif, menantang,  bermanfaat  bagi  diri  dan  masyarakat  lingkungannya.  Kegiatan Pandega dibagi menjadi kegiatan latihan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan  Pandega berasal  dari  Pandega,  oleh  Pandega,  dan  untuk  Pandega,  walaupun  tetap  di  dalam tanggungjawab Pembina Pandega. Pembina Pramuka Pandega tidak boleh menganggap dirinya sebagai store of knowledge (gudangnya ilmu pengetahuan), tetapi hendaknya bertindak sebagai fasilitator, yang dapat memfasilitasi kegiatan yang diikuti oleh peserta didik.










DAFTAR PUSTAKA
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2011. Jakarta. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar